Saya tidak tahu harus bersyukur atau "shock" dalam hati ketika satu bulan yang lalu nekat berkunjung ke dokter perusahaan. Hasil pemeriksaan menyatakan saya positif..!.Saya tahu saya akan berjingkrak-jingkrak senang kalau hasil itu adalah positif mengenai kehamilan saya..namun...
Bunda Maya : " Jadi gimana dokter, sudah tiga hari saya merasakan pegal-pegal dan ngilu di perut dan kaki".
Dokter : "Hm..bagus-bagus. Melihat dari keadaan ibu, saya menyatakan ibu positif. Positif kena Chicken Pox. Tidak apa-apa..baik itu penyakitnya..bagus..bagus..".
Bunda Maya : " Oh Iya dok..bagus..bagus..Terima kasih, dokter.." (sambil nyengir bingung)
Saya keluar dari ruangan dokter dengan perasaan campur aduk. Bingung karena menurut Kakak dan Ama (Sebutan untuk ibu saya), saya sudah pernah terkena cacar air sewaktu kecil. Takut Sang suami tercinta akan menjauh. Sebal karena membayangkan teman-teman akan berkomentar tentang penyakit menular dan wajah saya yang nantinya...Aduuuhh..!! Saya tidak sanggup untuk membayangkan...Arrggg...Apa Kata Dunia...???
Bayangan saya pun menerawang ke minggu-minggu sebelumnya. Sebelum tragedi chicken pox saya dimulai. Yah..saya memang merawat 3 keponakan saya yang ganteng, manis dan imut-imut disaat mereka terserang penyakit ini. Tanpa ragu saya mengoleskan cream satu demi satu ke benjolan-benjolan pink cantik di kulit keponakan saya. Malah, saya tidak segan-segan untuk menciumi ponakan terkecil yang masih 10 bulan karena gemas akan tingkah lucunya. Walaupun sakit...masih aja tetap memanjat semua yang bisa dipanjat dengan tertatih-tatih berjalan dan terjatuh. Namun saya tidak menyangka akan tertular juga..he..he..
Akhirnya, saya yang pada dasarnya anti dengan obat-obatan dokter, mau tidak mau harus menelan pil-pil dan vitamin tersebut. Saya terpaksa diliburkan dari kantor kurang lebih dua minggu. Masa karantina dirumah pun dimulai dengan disertai demam yang naik turun. Nafsu makan berkurang drastis karena susah menelan akibat virus yang menginfeksi tenggorokan dan gusi. Badan dan tulang terasa ngilu dan lesu seperti habis digebukin atau habis olahraga berat. Duh..Sakit emang ga enak..Saya seperti orang yang tidak berdaya..terkapar di tempat tidur atau di sofabed ruang keluarga."Ya Allah..ringankan lah penyakitku..Ikhlaskan hatiku..". Itu doa yang selalu saya panjatkan kepada Sang Khalik.
Alhamdullillah..didukung oleh suami yang selalu menyemangati dan sedikit membelalakkan mata ketika memaksa saya menelan obat-obatan itu, cerita saya pun berakhir dengan Happy Ending. Teman-temanpun tidak kalah untuk memberikan support dengan doa dan Tips-tips menghilangkan bekas dan noda kehitaman yang muncul disana-sini. Dari obat-obatan traditional, alternatif sampai ke resep dokter. He..he..semuanya dicoba satu- satu. Saat ini saya masih berupaya untuk menghilangkan noda-noda tersebut. Biarkan saja waktu yang menjawab..
Ga ada noda ya..ga belajar...!!
PS: Sampai detik ini, saya masih penasaran kenapa dokter waktu itu berkata "Bagus..bagus..".
Wahaha bagus mukanya penuh noda kehitaman...
ReplyDeleteKirain positif hamil :D